Ticker

6/recent/ticker-posts

Gejala Demam Berdarah Yang Perlu Diwaspadai

Tidak hanya virus corona, penyakit demam berdarah juga tengah meneror warga Indonesia. Lonjakan pasien demam berdarah kian meningkat hampir serupa dengan pasien Covid-19. Sayang, masyarakat masih terlalu fokus pada virus corona.

Demam berdarah tentu sudah tak asing lagi di telinga masyarakat. Namun tahukah kalian, menurut data dari Kementerian Kesehatan, kasus demam berdarah di Indonesia sejak Januari hingga awal Maret 2020 telah mencapai 16 ribu. Jangan disepelekan, sebab demam berdarah juga tak kalah mematikan dari virus corona. Melansir dari Halodoc, berikut 6 fakta penting demam berdarah yang harus diketahui.

Gejala Khas Demam Berdarah (DBD)

Di beberapa kasus, penderita demam berdarah tidak menunjukkan gejala apapun. Kendati begitu, penderita akan mengalami kenaikan suhu tubuh hingga 40 derajat celcius pada 4-10 hari usai digigit. Biasanya, pasien juga akan mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, sendi hingga di area belakang mata.

Tidak hanya itu, demam berdarah juga mempunyai gejala khas. Munculnya ruam atau bintik-bintik merah di permukaan kulit pasien. Hal itu dikarenakan adanya pendarahan di bawah kulit. Ciri khas bintik merah pada pasien DBD yakni tidak akan pudar bila ditekan. Bintik merah ini pada umumnya muncul sekitar 2 hingga 5 hari usai demam tinggi. Tak jarang pula, penderita demam berdarah mengalami pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah ringan.

Tak Bisa Membedakan Demam

Pada dasarnya, tanda awal dari penyakit demam berdarah (DBD) adalah demam. Namun, masih banyak orang yang mengira itu hanyalah demam flu biasa. Terlebih saat musim hujan.

Ya, memang antara demam DBD dengan demam flu biasa tidak bisa dibedakan. Satu hal yang bisa diperhatikan yakni jika demam tidak menghilang juga setelah tiga hari maka hari berikutnya penderita harus melakukan tes darah. Hal ini lantaran, demam yang tak kunjung sembuh perlu diwaspadai sebab bisa menandakan pasien menderita DBD, tifus atau flu biasa.

Fase Pejalanan Demam Berdarah

Melansir dari Halodoc, terdapat tiga fase yang akan dialami oleh pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

Fase Demam. Fase ini terjadi saat tubuh pasien mengalami demam akibat adanya virus di dalam darah. Tingkat demam serta viremia akan saling berkesinambungan. Demam pertama akan terjadi sekitar 3-4 hari usai digigit oleh nyamuk.

Fase Kritis. Pada fase ini, sudah mulai terjadi kebocoran plasma di dalam perut secara tiba-tiba. Pasien biasanya akan menunjukkan tanda penyempitan intravaskuler (pendarahan berat). Jika terjadi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit.

Fare penyembuhan. Pada fase terakhir, kebocoran plasma mulai berhenti seiring dengan reabsorpsi cairan dan plasma. Biasanya penderita sudah mulai memiliki nafsu makan, denyut nadi stabil, kadar urine meningkat hingga ruam karena virus mulai memulih.

Memasuki Fase Kritis

Melansir dari Halodoc, demam berdarah mungkin akan menghilang dalam 24 jam ke depan bila ada tanda-tanda rendahnya kadar sel darah putih. Pada kondisi tersebut, leukosit hanya akan berjumlah WBC.

Selain itu, tanda lainnya yang akan muncul yakni terjadi peningkatan limfosit. Terakhir, adanya peningkatan limfosit atipik, artinya terjadi peningkatan pada limfosit plasma biru. Dengan menghilangnya demam, pasien DBD menandakan sedang masuk pada fase kritis.

Risiko Komplikasi

Tidak banyak yang tahu, penderita demam berdarah juga memiliki risiko mengalami komplikasi. Biasanya, pasien mengalami kerusakan pembuluh darah yang bisa menimbulkan pendarahan. Jika tidak segera ditangani, pasien bisa mengalami komplikasi lebih serius. Mulai dari kejang, syok, kerusakan hati, paru-paru, otak, gagal sistem organ hingga kematian.

Mampu Dicegah

Tak perlu khawatir, sebenarnya penyakit demam berdarah bisa dengan mudah dicegah. Usahakan untuk selalu mematuhi tiga langkah atau yang dikenal dengan 3M, yaitu:
  • Menutup tempat penampungan air
  • Menguras tempat penampungan air
  • Mendaur ulang barang yang berisiko menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang.
Selain itu, kalian juga bisa memasang kawat antinyamuk pada ventilasi rumah. Bisa juga kalian menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya yang baik di dalam rumah hingga menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air.

Posting Komentar

0 Komentar