Kendati asing, Edwan mengatakan, sejak awal pandemi, ia dengan berbagai pihak sudah coba aktif menyemangati para pelaku industri fesyen. Karena di kondisi sekarang dan fashion show tidak bisa berjalan seperti biasa, model tidak ada kerjaan, pun dengan pemegang jobdesk lain, sambungnya. Karenanya, virtual fashion show dianggap Edwan sebagai solusi untuk tak hanya menjaga kreativitas, namun semangat di kondisi tak biasa seperti sekarang.
Bakal Seberapa Langgeng?
Sementara adaptasi terus dilakukan utnuk tetap membangun mood fashion show sebagaimana mestinya, desainer Amot Syamsuri Muda mengatakan, format lama pergelaran busana bakal terlalu susah untuk dihilangkan.
Karena biasanya bisa kumpul bareng banyak orang, networking, ngobrol. Aku pikir hal-hal seperti itu yang tidak bisa digantikan. Karena bagaimana pun aku pribadi butuh human touch, katanya di kesempatan yang sama.
Pendapat serupa pun disuarakan fashion photographer, Glenn Prasetya. Entah karena kami ini orang-orang lama atau bagaimana, tapi memang ada nilai dari fashion show pada umumnya yang susah untuk hilang, tuturnya.
Sementara, Edwan mengatakan, kemunculan virtual fashion show bakal melahirkan opsi baru. Misal, saat desainer ingin merilis koleksi, ia bisa meluncurkannya dalam dua format, yakni pergelaran busana biasa maupun virtual fashion show. Seru sebenarnya karena malah menambah pilihan, ungkapnya.
0 Komentar